berita terbaru petang ini pada pukul 18.31 !! bukan orang bodoh saja yang menyebarkan hoax ”Media juga menjadi medium penyampaian fitnah,” kata Arwani !!! ini berbahaya Hoax Ancam Pemilu 2019 harus di berantas yang setuju like

shares |



Hoax (kabar bohong) yang marak belakangan ini, khususnya di media sosial akan sangat berpengaruh dalam peristiwa politik seperti pemilihan umum pada 2019 mendatang. Pasalnya, fenomena tersebut dikhawatirkan semakin marak dan dapat mengancam menjelang penyelenggaraan kontestasi demokrasi nasional. Sebab informasi tersebut dikhawatirkan dapat memicu terjadinya chaos di masyarakat.

”Kejahatan hoax akan lebih sadis pada pemilu terutama dalam Pilpres (pemilihan presiden, Red) dan pemilihan legislatif,” ungkap Yandri Susanto, Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dalam acara diskusi yang bertema Kawal Kebhinekaan Jelang Pilkada Serentak, Waspada Berita Hoax, di Media Center DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/1).



Menurut anggota Komisi II DPR RI itu, hoax akan menyebabkan persaingan politik baik di internal partai politik (parpol) atau antar partai politik akan semakin berbahaya. Calon legislatif bisa menggunakan hoax untuk menghantam lawan politiknya. ”Ujungnya adalah demokrasi kita tidak bermutu dan anggota DPR tidak berkualitas,” tandasnya.
Dia juga mengatakan, kalangan DPR was-was dengan maraknya informasi hoax yang beredar di masyarakat. Informasi hoax tidak bisa dihindari akibat dari kemajuan teknologi. Semua generasi dari segala usia bisa mengutak-atik informasi semaunya melalui ponsel dan bisa disebar secara masif.



”Pihak yang diuntungkan dari informasi bohong itu bertepuk tangan dan ini sangat
berbahaya. Sebab, tidak mustahil bisa memicu kerusuhan sosial dan bisa terjadi di mana-mana akibat informasi hoax. Apalagi kita sampai terlena,” tutur Yandri. 

Bangsa Indonesia, sambung Yandri, harus belajar dari konflik yang terjadi di Suriah yang salah satu faktor pemicu karena informasi hoax beredar di masyarakat. Untuk itu dia mengajak masyarakat Indonesia bijak dalam merespon informasi hoax dengan cara tidak menyebarkannya. ”Informasi hoax banyak masuk ke ponsel saya tapi cukup dibaca saja,” kata Yandri mencontohkan.

Hal senada dikatakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi. Anggota Komisi I DPR RI itu menganggap hoax merupakan konsekuensi dari sistem pemilihan terbuka. Bahkan media massa turut berperan dalam penyampaian hoax. ”Media juga menjadi medium penyampaian fitnah,” kata Arwani di lokasi yang sama.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menganggap hoax tidak perlu ditakutkan. Yang terpenting adalah tindakan pengklarifikasian hoax. ”Hoax harus dijelaskan secara ilmiah,” kata Pangi. (aen)

0 comments:

Post a Comment